(Cerita ini ditulis untuk berpartisipasi dalam pemilihan cerita di buku "99 Hijab stories " karya Muhammad Assad)
Bissmillahhirrohmannirrohim.
Kedua orangtua memberikan nama “Finda Fatmawati” ketika saya lahir 10
Juli 1985 di Malang, Jawa timur. Saya mengambil jurusan Psikologi di
Universitas Islam Indonesia. Lulus tahun 2008 dan saat ini saya bekerja sebagai
Human Resources Officer di salah satu perusahaan pertambangan batubara di Samarinda,
Kalimantan timur. Selain bekerja, kegiatan lain ialah menjadi seorang istri.
Cita-cita Saya selain jadi psikolog ialah menjadi seorang istri, mungkin bagi
orang itu cita-cita yang “biasa” namun bagi Saya menjadi seorang Istri sangat
Luar Biasa!
Awal mula memutuskan
berhijab bermula saat akan menginjak usia 17 tahun (hampir sekitar 10 tahun
yang lalu), Saya mengalami gejolak batin yang luar biasa. Saat itu Saya ingin
sekali berhijab, yang ada dalam pikiran Saya saat itu ialah jika Saya tidak
segera berhijab bagaimana jika Allah SWT memanggil Saya dalam keadaan tidak
berhijab. Untuk memantapkan keputusan Saya berhijab, Saya mencari ayat di
Al-Quran dan menemukan :
“Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak
perempuanmu dan isteri-isteri orang mu’min: “Hendaklah mereka mengulurkan
jilbabnya ke seluruh tubuh mereka…” (QS. Al-Ahzab [33]:
59)
Setelah membacanya, malam saat menjelang tidur perasaan
gelisah semakin membuat Saya tidak nyaman. Malam itu Saya merasa dekat sekali
dengan kematian, sehingga untuk memulai tidur pun takut, yang Saya takutkan
jika Saya tertidur maka Saya tidak akan pernah bangun lagi. Beberapa kali Saya
keluar kamar, dan masuk kamar mandi seperti orang bingung sampai kakak Saya
yang saat itu ada di ruang keluarga bertanya, malah dikira Saya sedang sakit,
hehehe.. malam itu juga Saya membuat keputusan, tepat di hari ulang tahun Saya
yang ke 17 nanti, Saya akan mulai hidup baru Saya dengan berhijab.
Hari pertama memakai hijab tentu saja membuat pertanyaan
besar buat orangtua dan kakak-kakak Saya. Ibu dan kakak perempuan Saya saat itu
belum berhijab. Bisa dibayangkan sebagai anak bungsu keputusan Saya untuk
berhijab sempat mereka sangsikan. Ibu Saya saat itu bertanya apakah sudah benar-benar
yakin, hehehe.. tentu dengan mantap Saya menjawab YA!
Saat menjalani hari pertama dengan berhijab pada waktu itu
Saya berada di tahun terakhir di SMA. Pada waktu itu teman di sekolah masih
belum banyak yang berhijab. Namun begitu masuk perguruan tinggi, dimana
universitas yang Saya pilih mempunyai peraturan harus mengenakan hijab saat
melaksanakan kegiatan perkuliahan maupun kegiatan non akademik yang masih
berada di lingkungan kampus. Lingkungan kampus banyak membantu Saya mempelajari
dan lebih mengenal Islam. Di kampus selain belajar mengenai Psikologi, Saya
juga belajar banyak mengenai aqidah, sejarah kebudayaan Islam, dan banyak lagi
pelajaran lain yang menambah pengetahuan Saya mengenai Islam. Hal tersebut
tentu saja memperkaya tidak saja pengetahuan namun juga kemantapan hati Saya
untuk berhijab, pelengkap iman sebagai seorang muslimah.
Saat mencari pekerjaan setelah lulus kuliah, Saya sempat
hampir putus asa, karena tawaran yang ada selalu menghendaki Saya untuk melepas
hijab. Namun Saya menganggap ini salah satu tantangan yang harus dilewati. Saya
terus berusaha untuk teguh pada keyakinan bahwa rejeki sudah disiapkan Allah
SWT buat seluruh hambaNya yang mau berusaha. Akhirnya setelah masa pencarian
panjang, Saya mendapatkan pekerjaan yang dapat menerima bahkan mendukung hijab
yang Saya pakai. Tepatnya saat Saya mendapat pekerjaan sebagai orang pertama
dan juga perempuan pertama di perusahaan pada bagian Human Resources. Kondisi
ini membuat kepercayaan diri Saya semakin menguat, dimana ada keyakinan kepada
Allah SWT maka disitu pula selalu disediakan jalan indah bagi seluruh umatnya
yang mau berusaha.
Setelah memakai hijab, yang pasti Saya merasa orang-orang
terdekat semakin menganggap Saya sebagai perempuan yang sesungguhnya, perempuan
yang sudah kodratnya dihormati, dihargai, dan dilindungi. Selain itu Hijab
benar-benar mampu memberikan identitas sebagai seorang muslimah. Hijab mampu
memberikan ketenangan batin saat berada di lingkungan luar. Saya bersyukur
tidak pernah mengalami pelecehan yang seringkali terjadi akhir-akhir ini. Saya
meyakini Allah SWT meminta kita sebagai muslimah untuk berhijab tidak lain juga
untuk kenyamanan dan kehormatan kita sebagai perempuan.
Pengalaman yang pernah Saya alami saat ke Salon (khusus
Wanita). Salon tersebut banyak dikunjungi perempuan-perempuan etnis tionghoa, bahkan
Saya sempat di panggil “Cici” (sebutan kakak perempuan - etnis tionghoa) oleh
pemilik salon ketika Saya baru saja menyelesaikan perawatan rambut. Rupanya saat
Saya memasuki Salon (dengan berhijab tentunya) pemilik salon tersebut tidak
menyadari bahwa Saya masuk dengan berhijab. Mungkin karena bentuk mata Saya
yang tidak besar, Pemilik salon melihat Saya seperti banyak pengunjung lain
yang berasal dari tionghoa. Dari kejadian tersebut Saya semakin yakin, Hijab
benar-benar dapat memberikan identitas kita sebagai muslimah.
Banyak teman yang bertanya, Bagaimana memantapkan
keyakinan untuk berhijab? Mereka merasa belum siap, masih ingin memakai baju
dengan model ter update hehehe (gejolak kawula muda...) Saya menjawab singkat, “Saya
takut meninggal dalam keadaan belum berhijab”, Sementara di Al-Quran
jelas-jelas Allah SWT meminta kita untuk menutup aurat kita dengan jilbab.
Mengapa perintah guru, atau orangtua kita patuhi namun perintah Allah SWT
tidak?
Mengenai pendapat yang mengatakan, “Saya belum siap berhijab, perilaku aja masih kurang, mending
memperbaiki perilaku aja dulu baru menutup aurat”. Balik lagi, bagaimana
jika ketika dalam keadaan niat untuk memperbaiki diri terlebih dulu dibanding
menyegerakan berhijab tiba-tiba maut menjemput kita? Oooh tidaaaak, tentu kita
tidak bisa menolaknya bukan? Mau di pending
dulu? Menurut Saya perintah berhijab ialah harga mati, no reason ladies!
Bersegeralah dalam berbuat kebaikan, percayalah berkah Allah SWT sungguh
berlipat. Bagi yang takut berhijab akan sulit mendapat jodoh, Tidak ada kaitannya
perempuan berhijab akan sulit mendapatkan jodoh. Justru Allah SWT akan
menyiapkan pasangan terbaik untuk perempuan yang mau menaati perintahNya. Bersegeralah
dalam melaksanakan perintahNya, dan kamu akan merasakan perlakuan indah dari orang
disekitarmu.
Alhamdulillahhirrobil alamienn.
Love and
Regards,
Buku ini Ada versi English ?
BalasHapus