Selasa, 04 Oktober 2011

(goes to) 99 Hijab Stories

(Cerita ini ditulis untuk berpartisipasi dalam pemilihan cerita  di buku "99 Hijab stories " karya Muhammad Assad)
Bissmillahhirrohmannirrohim.
Kedua orangtua memberikan nama “Finda Fatmawati” ketika saya lahir 10 Juli 1985 di Malang, Jawa timur. Saya mengambil jurusan Psikologi di Universitas Islam Indonesia. Lulus tahun 2008 dan saat ini saya bekerja sebagai Human Resources Officer di salah satu perusahaan pertambangan batubara di Samarinda, Kalimantan timur. Selain bekerja, kegiatan lain ialah menjadi seorang istri. Cita-cita Saya selain jadi psikolog ialah menjadi seorang istri, mungkin bagi orang itu cita-cita yang “biasa” namun bagi Saya menjadi seorang Istri sangat Luar Biasa!
Awal mula memutuskan berhijab bermula saat akan menginjak usia 17 tahun (hampir sekitar 10 tahun yang lalu), Saya mengalami gejolak batin yang luar biasa. Saat itu Saya ingin sekali berhijab, yang ada dalam pikiran Saya saat itu ialah jika Saya tidak segera berhijab bagaimana jika Allah SWT memanggil Saya dalam keadaan tidak berhijab. Untuk memantapkan keputusan Saya berhijab, Saya mencari ayat di Al-Quran dan menemukan :
“Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mu’min: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka…” (QS. Al-Ahzab [33]: 59)
Setelah membacanya, malam saat menjelang tidur perasaan gelisah semakin membuat Saya tidak nyaman. Malam itu Saya merasa dekat sekali dengan kematian, sehingga untuk memulai tidur pun takut, yang Saya takutkan jika Saya tertidur maka Saya tidak akan pernah bangun lagi. Beberapa kali Saya keluar kamar, dan masuk kamar mandi seperti orang bingung sampai kakak Saya yang saat itu ada di ruang keluarga bertanya, malah dikira Saya sedang sakit, hehehe.. malam itu juga Saya membuat keputusan, tepat di hari ulang tahun Saya yang ke 17 nanti, Saya akan mulai hidup baru Saya dengan berhijab.
Hari pertama memakai hijab tentu saja membuat pertanyaan besar buat orangtua dan kakak-kakak Saya. Ibu dan kakak perempuan Saya saat itu belum berhijab. Bisa dibayangkan sebagai anak bungsu keputusan Saya untuk berhijab sempat mereka sangsikan. Ibu Saya saat itu bertanya apakah sudah benar-benar yakin, hehehe.. tentu dengan mantap Saya menjawab YA!
Saat menjalani hari pertama dengan berhijab pada waktu itu Saya berada di tahun terakhir di SMA. Pada waktu itu teman di sekolah masih belum banyak yang berhijab. Namun begitu masuk perguruan tinggi, dimana universitas yang Saya pilih mempunyai peraturan harus mengenakan hijab saat melaksanakan kegiatan perkuliahan maupun kegiatan non akademik yang masih berada di lingkungan kampus. Lingkungan kampus banyak membantu Saya mempelajari dan lebih mengenal Islam. Di kampus selain belajar mengenai Psikologi, Saya juga belajar banyak mengenai aqidah, sejarah kebudayaan Islam, dan banyak lagi pelajaran lain yang menambah pengetahuan Saya mengenai Islam. Hal tersebut tentu saja memperkaya tidak saja pengetahuan namun juga kemantapan hati Saya untuk berhijab, pelengkap iman sebagai seorang muslimah.
Saat mencari pekerjaan setelah lulus kuliah, Saya sempat hampir putus asa, karena tawaran yang ada selalu menghendaki Saya untuk melepas hijab. Namun Saya menganggap ini salah satu tantangan yang harus dilewati. Saya terus berusaha untuk teguh pada keyakinan bahwa rejeki sudah disiapkan Allah SWT buat seluruh hambaNya yang mau berusaha. Akhirnya setelah masa pencarian panjang, Saya mendapatkan pekerjaan yang dapat menerima bahkan mendukung hijab yang Saya pakai. Tepatnya saat Saya mendapat pekerjaan sebagai orang pertama dan juga perempuan pertama di perusahaan pada bagian Human Resources. Kondisi ini membuat kepercayaan diri Saya semakin menguat, dimana ada keyakinan kepada Allah SWT maka disitu pula selalu disediakan jalan indah bagi seluruh umatnya yang mau berusaha.
Setelah memakai hijab, yang pasti Saya merasa orang-orang terdekat semakin menganggap Saya sebagai perempuan yang sesungguhnya, perempuan yang sudah kodratnya dihormati, dihargai, dan dilindungi. Selain itu Hijab benar-benar mampu memberikan identitas sebagai seorang muslimah. Hijab mampu memberikan ketenangan batin saat berada di lingkungan luar. Saya bersyukur tidak pernah mengalami pelecehan yang seringkali terjadi akhir-akhir ini. Saya meyakini Allah SWT meminta kita sebagai muslimah untuk berhijab tidak lain juga untuk kenyamanan dan kehormatan kita sebagai perempuan.
Pengalaman yang pernah Saya alami saat ke Salon (khusus Wanita). Salon tersebut banyak dikunjungi perempuan-perempuan etnis tionghoa, bahkan Saya sempat di panggil “Cici” (sebutan kakak perempuan - etnis tionghoa) oleh pemilik salon ketika Saya baru saja menyelesaikan perawatan rambut. Rupanya saat Saya memasuki Salon (dengan berhijab tentunya) pemilik salon tersebut tidak menyadari bahwa Saya masuk dengan berhijab. Mungkin karena bentuk mata Saya yang tidak besar, Pemilik salon melihat Saya seperti banyak pengunjung lain yang berasal dari tionghoa. Dari kejadian tersebut Saya semakin yakin, Hijab benar-benar dapat memberikan identitas kita sebagai muslimah.
Banyak teman yang bertanya, Bagaimana memantapkan keyakinan untuk berhijab? Mereka merasa belum siap, masih ingin memakai baju dengan model ter update hehehe (gejolak kawula muda...) Saya menjawab singkat, “Saya takut meninggal dalam keadaan belum berhijab”, Sementara di Al-Quran jelas-jelas Allah SWT meminta kita untuk menutup aurat kita dengan jilbab. Mengapa perintah guru, atau orangtua kita patuhi namun perintah Allah SWT tidak?
Mengenai pendapat yang mengatakan, “Saya belum siap berhijab, perilaku aja masih kurang, mending memperbaiki perilaku aja dulu baru menutup aurat”. Balik lagi, bagaimana jika ketika dalam keadaan niat untuk memperbaiki diri terlebih dulu dibanding menyegerakan berhijab tiba-tiba maut menjemput kita? Oooh tidaaaak, tentu kita tidak bisa menolaknya bukan? Mau di pending dulu? Menurut Saya perintah berhijab ialah harga mati, no reason ladies! Bersegeralah dalam berbuat kebaikan, percayalah berkah Allah SWT sungguh berlipat. Bagi yang takut berhijab akan sulit mendapat jodoh, Tidak ada kaitannya perempuan berhijab akan sulit mendapatkan jodoh. Justru Allah SWT akan menyiapkan pasangan terbaik untuk perempuan yang mau menaati perintahNya. Bersegeralah dalam melaksanakan perintahNya, dan kamu akan merasakan perlakuan indah dari orang disekitarmu.
Alhamdulillahhirrobil alamienn.

Love and Regards,

1 komentar: